Bahan Rema, 5 Oktober 2012

Senin, 15 Oktober 2012 0 komentar
Nah, kawan-kawan, Rema minggu tanggal 5 oktober kan membahas tentang Sate (Saat Teduh).
Berikut kami berikan catatan mengenai Saat Teduh tersebut.
selamat ber-saat teduh kawan :)



Saat Teduh Tuhan Yesus

Bacaan Alkitab: Markus 1:29-39


Setiap orang percaya perlu memiliki waktu khusus dengan Tuhan, yang biasa kita sebut dengan istilah “Saat teduh”. Saat teduh adalah saat di mana seseorang memiliki waktu khusus dengan Tuhan. Dalam saat teduh, seseorang dapat berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, membaca Firman Tuhan, dan lain sebagainya dengan tenang. Untuk itulah, pemilihan waktu dan tempat yang cocok merupakan syarat utama bagi seseorang untuk memiliki waktu saat teduh yang berkualitas.


Kisah yang kita baca pada hari ini, bercerita tentang kegiatan Tuhan Yesus pada suatu hari Sabat di kota Kapernaum, di mana Ia memulai hari tersebut dengan mengajar di dalam rumah ibadat (Mrk 1:21). Sekeluarnya dari rumah ibadat tersebut, di mana kira-kira hari sudah mulai siang, Yesus meneruskan pelayanannya dengan pergi ke rumah Simon dan Andreas untuk menyembuhkan ibu mertua Simon yang sakit demam (ay. 29-31).





Alkitab mencatat bahwa pada waktu menjelang malam, sesudah matahari terbenam, penduduk kota tersebut membawa semua orang yang sakit dan yang kerasukan setan dan meminta agar Tuhan Yesus menyembuhkan mereka semua (ay. 32). 

Jika kita memperhatikan frasa “menjelang malam, sesudah matahari terbenam”, berarti kita dapat mengasumsikan bahwa orang-orang sakit dan kerasukan setan itu dibawa kepada Yesus sekitar pukul 18:00 atau 19:00. Ayat 33 bahkan mencatat bahwa seluruh penduduk kota tersebut berkerumum di depan pintu (yang kemungkinan besar adalah pintu rumah ibu mertua Simon). Jika dianalogikan ke kondisi saat ini, mungkin hampir sama keadaannya dengan orang-orang dari seluruh RW atau bahkan kelurahan berkumpul di depan pintu rumah kita. Bayangkan betapa orang-orang berdesak-desakan untuk disembuhkan oleh Yesus.


Tuhan Yesus pun akhirnya menyembuhkan semua orang-orang tersebut dan bahkan mengusir setan (ay. 34). Jika kita perkirakan ada 1000 orang yang harus disembuhkan, dan kira-kira penyembuhan 1 orang memakan waktu 30 detik, maka kira-kira dibutuhkan waktu 250 menit atau lebih dari 4 jam untuk menyembuhkan orang-orang sakit tersebut. Jika diambil hitungan kasarnya, sangat mungkin Tuhan Yesus selesai menyembuhkan seluruh orang-orang tersebut sekitar tengah malam. Kira-kira, jika kita di posisi Tuhan Yesus, apa yang akan kita lakukan? Kalau saya harus menjawab, saya akan lebih memilih untuk istirahat agar besok saya memiliki energi yang cukup untuk melakukan pelayanan saya.

                Tetapi ternyata dalam ayat 35 dikatakan bahwa Tuhan Yesus justru bangun pada pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap untuk pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Perhatikan frasa “pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap”, kita dapat memperkirakan bahwa waktu itu adalah sekitar pukul 04:00. Tuhan Yesus yang sebetulnya mungkin masih lelah sehabis menyembuhkan seluruh penduduk kota, tetap memilih untuk bangun pagi-pagi benar untuk menyendiri dan berdoa. Tuhan Yesus memilih waktu yang terbaik untuk berdoa dan bersekutu meminta penyertaan dari Allah Bapa. Ketika murid-muridNya mencari dan menemukanNya, Yesus berkata, “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang” (ay.38). Yesus mendapat kekuatan baru untuk melakukan pelayanan setelah Ia bersaat teduh. Bahkan Alkitab mencatat bahwa Yesus pergi ke seluruh Galilea untuk memberitakan Injil dan mengusir setan-setan (ay. 39).


Tuhan Yesus saja mau memberikan waktu yang terbaik untuk bersaat teduh dengan BapaNya. Bukankah kita juga seharusnya memberikan waktu kita yang terbaik untuk bersaat teduh? 

Memang waktu saat teduh yang baik tergantung dengan pekerjaan atau kesibukan kita. Alangkah baiknya jika kita memiliki waktu saat teduh pada pagi hari seperti Tuhan Yesus, sebelum kita memulai kegiatan kita pada hari itu, tetapi misal kita bekerja di shift malam, mungkin saja saat teduh pada siang hari pun bisa menjadi alternatif. Tetapi kita perlu mencari waktu di mana kita bisa menyendiri dan berdoa. Artinya apapun waktu saat teduh yang kita pilih, kita perlu memastikan bahwa saat teduh kita adalah waktu yang bebas dari gangguan apapun, karena waktu itu adalah waktu yang khusus antara kita dengan Tuhan. Kita pun perlu melakukan saat teduh setiap hari, karena setiap hari pun kita membutuhkan penyertaan Tuhan bagi kita. Kita membutuhkan Tuhan untuk memberikan kekuatan kepada kita, sehingga kita bagaikan rajawali yang terbang dengan kekuatan sayapnya, dan tetapi kita dapat terus berjalan mengiring Tuhan tanpa menjadi lesu dan menjadi lelah (Yes 40:31).

 Sudahkah kita bersaat teduh hari ini?




sumber : http://renunganranditeherawan.blogspot.com/2011/11/saat-teduh-tuhan-yesus.html
dengan penyuntingan seperlunya.

0 komentar: