Bahan Rema 10 Mei 2013

Selasa, 21 Mei 2013 0 komentar




Bahan: Matius 5:13-16

Sayur tidak pakai garam, maka tidak terasa enak. Kita harus hidup dengan kodrat ilhai kita, yaitu menjadi terang dan garam dunia. Tujuan dari khotbah ini adalah agar jemaat dapat berdampak. Supaya kita dapat berdampak, maka kita harus hidup sesuai dengan jati diri kita.
Mari kita membaca Efesus 5:1-2
Tirulah Allah dan kehidupan-Nya. Sadarilah bahwa kita adalah orang yang luar biasa. Yesus datang ke dunia sebenarnya tidak ada untungnya. Namun karena besar dan dahsyatnya kasih Allah maka Ia mau menyelamatkan kita. Berdampak seperti apa yang diinginkan Allah? Kita harus berdampak untuk menggarami dunia serta hidup di dalam kasih. Janganlah memandang diri rendah. Jati diri kita adalah serupa dan segambar dengan Allah. Kehidupan Yesus yang paling menonjol adalah mengasihi Allah Bapa. Selain itu, Yesus juga mengasihi manusia.
Ketika kita membeli garam. Ada bungkusnya kan? Untuk bisa menggunakan garam tersebut, maka kita harus membuka bungkusnya. Bungkus itu dapat merupakan gambaran dosa-dosa yang  melingkupi kita sehingga harus dibuang. Kita harus mengikuti teladan Tuhan Yesus. Kalau kita mengasihi Tuhan, maka kita akan rindu untuk menjalin hubungan denganNya. Bergaul dengan Allah berarti berjalan bersama dengan Tuhan sehingga tidak ada lagi alasan untuk kesepian.
Persoalan manusia yang paling besar adalah dosa. Kita dipilih dan dipanggil karena persoalan tersebut. Seringkali manusia repot dengan kekayaan atau harta duniawi, namun lupa dengan harta rohani. Di lingkungan keluarga, sudah sepatutnya kita mendoakan orang tua, adik maupun kaka kita. Kita harus memiliki komitmen untuk berdampak bagi lingkungan sekitar kita.

0 komentar: