Bahan: Matius 5:13-16
Sayur tidak
pakai garam, maka tidak terasa enak. Kita harus hidup dengan kodrat ilhai kita,
yaitu menjadi terang dan garam dunia. Tujuan dari khotbah ini adalah agar
jemaat dapat berdampak. Supaya kita dapat berdampak, maka kita harus hidup
sesuai dengan jati diri kita.
Mari kita membaca Efesus 5:1-2
Tirulah Allah
dan kehidupan-Nya. Sadarilah bahwa kita adalah orang yang luar biasa. Yesus
datang ke dunia sebenarnya tidak ada untungnya. Namun karena besar dan
dahsyatnya kasih Allah maka Ia mau menyelamatkan kita. Berdampak seperti apa
yang diinginkan Allah? Kita harus berdampak untuk menggarami dunia serta hidup
di dalam kasih. Janganlah memandang diri rendah. Jati diri kita adalah serupa
dan segambar dengan Allah. Kehidupan Yesus yang paling menonjol adalah mengasihi
Allah Bapa. Selain itu, Yesus juga mengasihi manusia.
Ketika kita
membeli garam. Ada bungkusnya kan? Untuk bisa menggunakan garam tersebut, maka
kita harus membuka bungkusnya. Bungkus itu dapat merupakan gambaran dosa-dosa
yang melingkupi kita sehingga harus
dibuang. Kita harus mengikuti teladan Tuhan Yesus. Kalau kita mengasihi Tuhan,
maka kita akan rindu untuk menjalin hubungan denganNya. Bergaul dengan Allah
berarti berjalan bersama dengan Tuhan sehingga tidak ada lagi alasan untuk
kesepian.
Persoalan
manusia yang paling besar adalah dosa. Kita dipilih dan dipanggil karena
persoalan tersebut. Seringkali manusia repot dengan kekayaan atau harta
duniawi, namun lupa dengan harta rohani. Di lingkungan keluarga, sudah sepatutnya
kita mendoakan orang tua, adik maupun kaka kita. Kita harus memiliki komitmen
untuk berdampak bagi lingkungan sekitar kita.
0 komentar:
Posting Komentar